Anggrek Kantung
Paphiopedilum Bungebelangi
Anggrek Kantung jenis baru yang memiliki nama latin Paphiopedilum Bungebelangi ditemukan oleh salah seorang peneliti dari LIPI yang bernama Destario Metusala. Destario yang bekerja di Balai Konservasi Tumbuhan (BKT) Kebun Raya Purwodadi menemukan tumbuhan ini di dataran tinggi yang masih berupa hutan belantara di pedalaman Aceh.
Spesies yang baru ditemukan ini memiliki ciri khas yang unik berupa tangkai bunga tegak sepanjang 28-40 cm dengan hanya satu buah kuntum bunga mekar per batang tumbuhan. Dengan ukuran tinggi bunga 9 cm, lebar bentangan 7-7,5 cm dan kombinasi warna bunga yang lembut tidak mencolok membuat tumbuhan ini berbeda dengan jenis anggrek lainnya. Anggrek Kantung Paphiopedilum bungebelangi memiliki bentuk mahkota yang bergelombang sepanjang tepi serta terdapat Kelopak dorsal berwarna putih dengan pola urat hijau tegas, sementara mahkota bunga memanjang berwarna hijau muda kekuningan dengan pola garis-garis sejajar berwarna hijau tua. Bibir bunga berbentuk kantung berwarna coklat hingga merah marun. Staminodium berbentuk elips hingga menyerupai lingkaran dengan torehan cukup dalam di ujungnya
Nama Paphiopedilum bungebelangi dipilih oleh Destario, diambil dari bahasa Gayo di Aceh Tengah: kata "bunge" berarti bunga dan "belangi" yang artinya cantik atau indah dan sudah dipublikasikannya di jurnal ilmiah Edinburgh Journal of Botany pada pertengahan Maret 2017
Genus Paphiopedilum merupakan genus tumbuhan anggrek dengan nilai konservasi yang tinggi. Anggrek genus Paphiopedilum termasuk dalam regulasi Appendix I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) yang tidak diperkenankan untuk dikirimkan atau diperdagangkan ke luar negeri tanpa izin yang ketat.
Sumber: LIPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar