Senin, 09 Desember 2019

Tabebuya

Tabebuya 

Handroanthus chrysotrichus





Bunga TabebuyaTabebuya atau Tabebuia merupakan tanaman endemik hutan hujan Amazon, Amerika bagian tengah dan selatan yang memiliki nama latin Handroanthus chrysotrichus. Tanaman dengan bunga indah mirip bunga Sakura ini dapat tumbuh di wilayah tropis dan subtropis. Ketahanannya terhadap kekeringan membuat tanaman ini dapat tubuh dengan baik pada wilayah-wilayah yang beriklim kering. 

Pohon yang ditetapkan menjadi pohon nasional Negara El Salvador ini banyak dikenal dengan sebutan "bunga terompet" (Rosy Trumpert Tree), terompet merah muda, cedar putih, kayu putih, tecoma, dan manjack merah muda. Nama latin pohon ini juga beragam, sesuai dengan spesiesnya, antara lain: Tabebuia heterophylla, Bignonia leucoxylon, Raputia heterophylla, dan Tecoma leucoxylon.

Tabebuya KuningTanaman yang banyak ditanam sebagai peneduh jakan ini memiliki batang berupa perdu atau pohon dengan tinggi sekitar 5-50 meter tergantung jenisnya.  Untuk mencapai tinggi empat meter, ia hanya membutuhkan waktu 8-18 bulan sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pohon pelindung dari sinar matahari. Agar Tanaman Tabebuya dapat tumbuh dengan baik, diperlukan adanya penyinaran cahaya matahari yang cukup banyak.  Untuk perawatan manual, biasanya dilakukan dengan memberi pupuk sebulan sekali dan ranting-rantingnya dipangkas secara berkala. Pohon Tabebuya memiliki daun yang tidak mudah rontok, akar pohon kuat dan kokoh serta tidak merusak rumah dan tembok. 

Pohon tabebuya
atau tabebuia memiliki bunga yang sangat lebat, bahkan nyaris seperti tak memiliki daun dengan warna yang beraneka ragam antara lain kuning, pink, magenta, merah, putih,  ungu dan warna lain sesuai dengan spesiesnya. Dalam satu tahun, bunganya bisa mekar dua kali yaitu bulan Maret dan Oktober. Bunga Tabebuya berbentuk terompet dan bergerombol, serta memiliki panjang antara 3 hingga 11 cm

Tabebuya UnguBuah Tabebuya / Biji Tabebuya
Buah Tabebuya berbentuk polong dengan biji yang berjumlah sangat banyak yang bisa digunakan untuk pembibitan. Selain menggunakan biji, pengembangbiakan tanaman ini dilakukan dengan sistem setek. 

Manfaat Tabebuya

Tanaman tabebuya memiliki banyak fungsi baik itu batang, bunga, daun dan bagian pohon lainnya. Bungan yang berjatuhan dapat dikumpulkan yang selanjutnya dikomposkan untuk dijadikan pupuk. Batang kayu Tabebuya yang kuat sering digunakan untuk mebel, furnitur dan juga sebagai material lantai
Bagian akar, kulit kayu, daun dan bunga dari tanaman Tabebuya biasanya diolah menjadi teh herbal atau biasa disebut dengan taheebo atau Lapacho. Taheebo/ Lapacho ini dapat meredakan demam, flu  hingga masalah pankreas. Selain itu, daun Tabebuya juga dapat mengobati luka.

Klasifikasi Tabebuya

Kingdom     :  Plantae
Ordo            :  Lamiales
Famili          :  Biognoniaceae
Genus          :  Tabebuia
Spesies        :  T. Rosea

Rabu, 06 November 2019

Kelor (Moringa oleifera)

 Kelor (Moringa oleifera)


Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, meskipun sebenarnya berasal dari  kawasan barat pegunungan Himalaya dan India yang selanjutnya  menyebar hingga ke Benua Afrika dan Asia-Barat. Kelor memiliki banyak nama di berbagai tempat, antara lain: Murong (Aceh), merunggai (Melayu), kirol (Maluku),  malunggay (Filipina) dan masih banyak lagi yang lain. 
Tanaman Kelor tergolong tanaman tahunan yang biasanya tumbuh liar dan dapat tumbuh sangat cepat.  Tanaman ini bisa tumbuh  dengan baik di kawasan tropik yang lembap juga di daerah panas bahkan tanah kering, dengan ketinggian sampai dengan 700 mdpl. Di jawa, pohon yang banyak terdapat di kebun-kebun ini biasanya digunakan untuk pagar atau sebagai tempat merambat tanaman yang menjalar seperti sirih maupun lada. 


Batang Pohon Kelor

Batang KelorBatang pohon Kelor berupa batang berkayu (lignosus) yang mampu tumbuh dengan ketinggian 7-11 meter  dengan posisi  tegak. Batang tanaman ini berwarna putih kotor dengan dibungkus  kulit tipis yang memiliki permukaan kasar. 
Tanaman ini memiliki batang yang bercabang  simpodial namun  mudah patah/getas dengan arah cabang yang tegak atau sedikit miring menjadikan tanaman ini tumbuh lurus dan memanjang berbentuk bulat (Teres). Untuk pengembangbiakannya, bisa menggunakan batang (setek) yang ditanam di dalam tanah.


Daun Kelor
Ciri-ciri Daun  Kelor/ Moringa oleifera  yaitu memiliki daun majemuk menyirip ganjill rangkap tiga (imparipinnatus), dengan tata letak daun berseling yang terdiri dari ibu tangkai daun, anak tangkai Daun Kelordaun, rakhis, rakhila, dan rakhiolus. Daun ini memiliki tangkai daun ( Petiolus ) dan helaian daun berwarna hijau muda dan akan berwarna hijau gelap tua ketika sudah tua.
Bentuk daunnya bulat seperti telur (Ovatus) dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dimana dalam satu tangkai daun, ada banyak daun lainnya yang tersusun secara berselang – seling. Susunan tulang daunnya menyirip (Penninervis) pangkal daunnya membulat ( Rotundatus) ujung-ujung daunnya terbelah ( Retatus), tepi daun rata( Integer ), daging daun tipis lunak ( Herbaceus),serta permukaan daun yang berlilin ( Pruinosus).
Daun kelor mengandung gizi yang cukup baik, sehingga baik untuk dikonsumsi. Dalam daun tersebut terkandung vitamin C, Kalsium, Vitamin A, protein, potasium,  asam askorbat, phenolic, karotenoid dan juga mengandung fenol dalam jumlah yang banyak yang dikenal sebagai penangkal senyawa radikal bebas. Kandungan fenol dalam daun kelor segar sebesar 3,4% sedangkan pada daun kelor yang telah diekstrak sebesar 1,6%.


Bunga Kelor
Bunga Kelor berupa bunga majemuk berbatas dengan bangun bunga malai rata. Yang menjadikannya
Susunan bunga terdiri atas 2 tenda bunga, dimana di dalam satu tenda bunga terdapat 5 daun tenda yang saling berlekatan. Dalam bunga tersebut terdapat 5 benang sari berwarna kuning kecoklatan, bunga kelordan 1 putik serta 1 bakal buah.
Bunga kelor juga dapat dikonsumsi karena memiliki kandungan karbohidrat sebesar 58,08% sedikit lebih besar dari sumber karbohidrat yang sering kita jumpai seperti padi atau singkong.
Berbeda dengan bungan pohon lain, letak bunga berada pada ketiak daun atau disebut dengan bunga aksilaris. Bunganya yang keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak memiliki warna putih kekuning-kuningan dengan tudung pelepah bunganya berwarna hijau .



Buah Kelor atau Kelentang

Kelor apabila ditanam dalam kurun waktu 12 - 18 bulan, bisa menghasilkan buah yang  berbentuk buah kelorsegitiga memanjang sekitar 20 – 60 cm. Di beberapa tempat, buah kelor ini disebut dengan nama Kelentang. 
Kelentang memiliki warna hijau saat masih muda dan akan berubah warna menjadi cokelat ketika sudah matang. Buah kelor merupakan buah sejati tunggal yang masuk kedalam jenis polong- polongan. 



Biji Kelor
 Biji pohon kelor berwarna coklat kehitaman dan berbentuk bulat. Biji pohon kelor baru akan berbuah
biji kelorSelain mengandung minyak, biji kelor ternyata juga mengandung berbagai nutrisi dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin A, C, B, magnesium, kalsium, protein, lemak, serat dan lainnya setelah berusia sekitar 12 – 18 bulan. Biji buah yang sudah  tua dan kering ternyata menyimpan kadar minyak (lemak) nabati 25 – 40% yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam eiokosanoat, asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat, dan lainnya. Minyak yang diproduksi dari biji kelor bisa juda dijadikan sebagai minyak pelumas. 


Akar Kelor
akar kelorPohon kelor termasuk tanaman yang memiliki akar tunggang dengan perakaran yang cukup rapat dan kuat dan dapat membesar seperti akar lobak. Dengan karakteristik seperti itu, membuat akar tanaman unik ini  bisa difungsikan untuk menahan terjadinya tanah longsor, sebagai media konservasi tanah dan penguat terasiring. 
Akar tanaman ini berwarna putih yang dapat menyimpan air dengan baik pada musim hujan sehingga pada musim kemarau bisa menjadi sumber air bagi tanaman lain di sekitarnya. 
Berdasarkan berbagai penelitian, dapat diketahui bahwa Akar  kelor mengandung glukosit yang dapat menghasilkan rasa yang pedas sehingga bisa dijadikan sebagai saus seperti halnya saus lobak.

 

Klasifikasi Kelor
Kingdom    :  Plantaea
Divisi         :  Spermathophyta
Sub divisi   :  Angiospermae
Kelas          :  Dicotyledon
Ordo           :  Brassicales
Famili         :  Moringaceae
Genus         :  Moringa
Spesies       :  Moringa oleifera

Selasa, 15 Oktober 2019

Rumput Gajah : Pennisetum Purpereum

Rumput Gajah
Pennisetum Purpereum

Rumput Gajah
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang juga dikenal sebagai  rumput Napier atau rumput Uganda merupakan salah satu tanaman yang dikembangkan oleh para petani dan peternak di negara kita untuk sumber makanan bagi ternak mereka khususnya sapi dan kambing.  Rumput yang kadang ditanam di pematang sawah ini diperkenalkan di Indonesia pada medio tahun 1962 setelah dibawa dari Afrika. 




Rumput gajah memiliki nama latin Pennisetum purpereum dengan klasifikasi sebagai berikut:
Super divisi :  Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi          :  Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas           :  Liliopsida ( Berkeping satu/ monokotil )
Sub kelas     :  Commelinidae
Ordo            :  Poales
Famili          :  Poaceae ( Rumput – rumputan )
Genus          :  Pennisetum
Spesies         : Pennisetum purpureum

Salah satu keunggulan rumput gajah adalah bisa tumbuh di sebagian besar wilayah negara kita, baik itu dataran rendah maupun pegunungan. Hanya saja, rumput ini tidak bisa tumbuh ditanah yang digenangi air, disela-sela tanaman tersebut biasanya dibuatkan parit-parit. 

Rumput yang banyak digemari oleh sapi dan kambing ini dapat tumbuh tegak dan seperti  tanaman tebu, namun cenderung membentuk rumpun. Tiap rumpun biasanya terdiri dari 20-50 batang dengan diameter lebih kurang 2,3 cm. Tinggi batang mencapai 2-3 m, lebar daun 1,25-2,50cm serta panjang 60-90cm. Batangnya beruas-ruas yang dibungkus oleh perisasi daun yang berbulu. Permukaan buluhnya licin serta pada buluh yang masih muda bisanya ditutupi oleh sejenis zat lilin tipis

Bentuk daun pada umumnya panjang menyerupai garis atau pita, memiliki tulang daun dan berbulu. panjang daun bisa mencapai 30- 120 cm dengan lebar kurang dari 30 cm.  Pangkal daunnya lebar, namun semakin ke ujung semakin mengecil dan ujungnya lancip sekali

Bunga tanaman ini bertipe tandan dengan warna keemasan, sedangkan dalam berbentuk biji yang berisi hanya bisa dicapai bila tumbuh pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut,
Rumput gajah memiliki akar serabut  yang tumbuh pada buku-buku dari batang yang merayap didalam tanah. Akar yang merayap dan membentuk jalinan dipermukaan tanah dapat menutup tanah sehingga dapat menahan terjadinya erosi.

Kandungan nutrient rumput gajah terdiri atas: bahan kering (BK) 19,9%; protein kasar (PK) 10,2%; lemak kasar (LK) 1,6%; serat kasar (SK) 34,2%; abu 11,7%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 42,3%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, diketahui bahwa kandungan serat kasar dari rumput gajah terdiri atas selulosa, hemiselulosa dan lignin cukup tinggi yakni 40,85%, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas.

Untuk membudidayakan tanaman ini, bisa menggunakan biji, pols maupun steknya. Yang lazim digunakan adalah stek  karena tanaman yang dihasilkan akan lebih cepat tumbuh sehingga memperkecil masa panennya.

Rabu, 10 April 2019

Lili Paris : Chlorophytum comosum

 Lili Paris
Chlorophytum comosum var. vittatum



Lili Paris
Lili Paris
Spider plants (Chlorophytum comosum) dikenal juga dengan nama Lili Paris, lili siam atau bulu ayam  merupakan tanaman hias daun jenis semak  yang berasa dari Afrika Selatan. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman rumah yang paling mudah beradaptasi dan mudah ditanam memiliki nilai artistik yang bagus, sehingga banyak digunakan oleh desainer taman maupun tukang taman dalam pembuatan taman

Lili paris memiliki kumpulan daun tipis berbentuk pita memanjang dengan lebar kurang lebih 4 cm. Secara sekilas daun tanaman ini mirip rumput yang melengkung dengan warna terang dengan dipadu warna hijau muda atau varigata pinggirnya.

Batang tanaman ini menjalar dengan bentuk bulat membentuk stolon dan memiliki warna hijau kekuningan dengan tinggi kisaran 10 cm. Tanaman Lili Parisi memiliki cabang (rhizome) yang membawa tunas - tunas baru. Apabila sudah cukup dewasa, dari sela daunya akan tumbuh tunas yang panjang, pada bagian ujungnya terdapat tumbuhan muda berupa tunas yang dilengkapi dengan tunas tunas akar. Apabila ujung tunas ini mencapai tanah maka akarnya akan segera menempel dan masuk ke dalam tanah lalu menjadi tanaman baru

Bunga tanaman ini berupa bunga majemuk berbentuk malai atau  bintang kecil dengan tangkai yang panjang. Bunga  yang berwarna putih tersebut ditopang tangkai panjang yang tumbuh di antara daun dan tunas anak.

Untuk memperbanyak tanaman Lili Paris bisa dilakukan dengan Generatif yakni perbanyakan dengan tunas yang keluar dari stolen, atau dengan Vegetatif perbanyakan dengan pemisahan anakan.

Manfaat Lili Paris
Tanaman yang biasa ditanam di pot ini dikenal sebagai pembersih alami, sehingga baik untuk membersihkan udara dari partikel polutan. Tanaman ini bahkan ditanam di pesawat antariksa untuk membersihkan udara. Manfaat lain dari tanaman ini adalah dipercaya dapat membantu seseorang bisa berkembang secara mental, fisik, dan spiritual. Selain itu, tanaman ini ternyata juga mengandung beberapa zat kimia penting, seperti flavonoid yang mengandung antioksidan, anti kanker, dan membantu meremajakan kulit, karotenoid sebagai antioksidan dan juga sapion sebagai salah satu zat penghambat pertumbuhan kanker.

Meskipun banyak memiliki manfaat, yang perlu diingat bahwa ternyata tanaman ini beracun bagi kucing, meski tampaknya tidak bagi binatang lainnya. Oleh karena itu kita perlu hati-hati dalam menjaganya.

Klasifikasi  Lili Paris

Kingdom       :  Plantae
Subkingdom  :  Tracheobionta
Superdivisi    :  Spermatophyta
Divisi            :  Magnoliophyta
Kelas             :  Liliopsida
Subkelas        :  Liliidae
Ordo              :  Liliales
Famili            :  Liliaceae
Genus            :  Chlorophytum
Spesies          :  Chlorophytum comosum var. vittatum


Selasa, 05 Maret 2019

Bunga Desember : Scadoxus Multiflorus

Bunga Desember 
Scadoxus Multiflorus


Bunga Desember
Bunga Desember berasal dari belahan benua Afrika bagian selatan. Bunga yang bernama latin Scadoxus Multiflorus ini termasuk dalam famili Amaryllidaceae (bakung-bakungan). Bunga ini juga masih berkerabat dengan bunga lili dan di berbagai belahan dunia dikenal juga dengan nama blood lily karena warna merah yang terang, blood flower dan powder puff lily.

Scadoxus multiflorus disebut sebagai bunga Desember karena mekar bulan Desember. Mekarnya bunga ini menandakan datangnya musim hujan yang biasanya datang saat mendekati akhir tahun. Bunga berbentuk bulat ini biasanya sudah mulai mekar sejak bulan November dan mencapai puncaknya pada bulan Desember.Namun, ada yang mekar dari bulan November sampai Januari. 

Bunga Desember termasuk bunga majemuk, sehingga kuntum bunganya tampak seperti bola ketika sedang mekar. Bentuk bunga desember membulat seperti bola namun mirip payung yang berkoloni. Pada ujung bunga menyembul putik dan benang sari berwarna kuning atau oranye. Pada setiap tanaman hanya bisa muncul 1 tangkai di sekitar ketiak daun. Mahkota bunganya berbentuk seperti jarum berwarna merah terang, benang sarinya melengkung keluar. Tangkai sari dari Bunga Desember memiliki panjang 2 – 5 cm dan berwarna merah tua, sedangkan kepala sarinya berwarna merah jambu. Bakal buahnya sendiri berbentuk elips dengan panjang sekitar 0,5 cm.

Sayangnya Bunga Desember tidak bisa bertahan lama dan hanya berkembang atau mekar selama 7-10 hari saja. Setelah itu mahkotanya akan rontok dan menyisakan bakal buahnya saja. Kemudian disusul daun-daunnya yang semakin lama semakin mengering dan menyisakan umbinya di dalam tanah. Hal tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengurangi transpirasi.

Umbi bunga ini, ternyata juga dapat digunakan sebagai obat herbal karna dipercaya mengandung flavonoida, saponin dan polifenol untuk mengobati serta membunuh bakteri pada luka bakar. Caranya cukup mudah, hanya dengan menghaluskan umbi yang masih segar dan menempelkannya pada bagian yang terluka.

Bunga desember dapat menghasilkan buah. Namun, buahnya tidak dapat dimakan karena getahnya mengandung racun. Di daerah Afrika Tengah, getah bunga ini digunakan sebagai racun pada anak panah untuk berburu.